BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak pertengahan 1970an terdapat
perkembangan yang pesat di bidang teknologi pendidikan dan pembelajaran. Perubahan tersebut tidak saja terjadi di Amerika Serikat tetapi juga di
negara-negara lain seperti Canada, Australia, Korea Selatan, Jepang, Singapura,
Malaysia, dan tentunya juga di Indonesia. Konsep teknologi pendidikan
menekankan kepada individu yang belajar melalui pemanfaatan dan penggunaan
berbagai jenis sumber belajar yang ada. Hal ini
tentunya merupakan suatu pandangan yang baru atau yang bersifat inovatif,
karena pandangan masyarakat pada umumnya mengenai pendidikan adalah bersifat
konvensional yaitu mengkaitkan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang
terjadi atau berlangsung di dalam kelas, di mana sejumlah murid atau peserta
belajar secara bersama-sama memperoleh pelajaran dari seorang guru atau
instruktur.
Disamping makin meluasnya penggunaan sumber
belajar dalam proses pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan, peran dan
sumbangan teknologi pendidikan lainnya yang paling monumental dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran adalah dilaksanakannya sistem pendidikan
terbuka (open learning) atau pendidikan belajar jarak jauh (distance
education). Sebagai jaringan pembelajaran yang bersifat inovatif dalam sistem
pendidikan. Pusat sumber belajar merupakan suatu hasil perkembangan secara
bertahap yang dimulai dari perpustakaan yang memberikan penekanan pada media
cetak sampai kepada suatu lembaga yang mengelola berbagai sumber belajar baik
cetak maupun non cetak. Perkembangan
konsep pusat sumber belajar diprakarsai oleh berkembangnya teknologi yang
menuntut suatu pola pembelajaran yang berkembang. Perkembangan dari pusat
sumber belajar tersebut melahirkan beberapa perubahan yang dapat dikaji lebih
lanjut untuk melihat betapa pentingnya suatu pusat sumber belajar bagi
pembelejaran.
B. rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini ialah: “Bagaimana perkembangan konsep pusat sumber
belajar dari waktu ke waktu ?”.
C. TUJUAN PENULISAN
Sedangkan tujuan dari
penulisan makalah ini ialah:
·
Menjelaskan
cikal bakal penyebab terbentuknya pusat sumber belajar
·
Menjelaskan
perkembangan konsep pusat sumber belajar dari masa ke masa
·
Membedakan
tiap perkembangan konsep pusat sumber belajar tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN KONSEP PUSAT SUMBER BELAJAR
Pusat
sumber belajar dirancang untuk memberikan kemudahan kepada peserta didik baik
secara individu maupun kelompok atau guru untuk memanfaatkan sumber belajar
yang tersedia. Dengan demikian, kebutuhan akan sumber belajar dalam proses
pembelajaran bisa terpenuhi dengan adanya pusat sumber belajar. Secara khusus pusat sumber belajar adalah suatu unit dalam
suatu lembaga (khususnya sekolah/universitas/perusahaan) yang berperan
mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui
penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan (seperti layanan
media, pelatihan, konsultansi pembelajaran, dll), fungsi pengadaan/pengembangan
(produksi) media pembelajaran, fungsi
penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Ada beberapa contoh yang merupakan
pusat sumber belajar, diantaranya yaitu perpustakaan, laboratorium, taman
belajar dan yang lainnya.
Pusat sumber belajar merupakan suatu hasil perkembangan secara bertahap yang dimulai dari perpustakaan yang
memberikan penekanan kepada media cetak sampai kepada suatu lembaga yang
mengelola berbagai sumber belajar baik cetak maupun non cetak. Menurut
Gary T. Peterson (1975), perkembangan PSB mengalami beberapa
tahap. Perkembangan pusat sumber belajar merupakan suatu
kemajuan bertahap dimulai dari perpustakaan yang hanya terdiri dari media
cetak.
Istilah awal
dari konsep perkembangan pusat sumber belajar yang dimulai dengan adanya
istilah Public Library. Pada tahun 1905,
kumpulan dari perpustakaan di Britania raya – Inggris telah didirikan di kota, tetapi bukan di
daerah pedesaan. Pada tahun 1916
national central library di london didirikan sebagai perpustakaan pusat untuk
maha peserta didik bertujuan sebagai agen yang
mensuplai kelas-kelas dewasa dan maha perserta didik secara individu dengan
buku-buku yang tidak dapat mereka pinjam.
Lalu pada tahun 1919, perhatian perpustakaan umum memberikan
kekuatan dewan daerah untuk menjadi otoritas perpustakaan. Pada masa tersebut, kota-kota besar memberikan
kesempatan kepada kota kecil untuk membentuk suatu lembaga perpustakaan umum.
Hal ini bertujuan agar peserta didik yang berada di pelosok negeri dapat juga
merasakan manfaat dari perpustakaan.
Perpustakaan merupakan perkembangan
awal dari Pusat Sumber Belajar. Semua bahan belajar berupa printed materials yang telah
dimiliki dan dikoleksi oleh bagian atau unit yang dinamakan perpustakaan, dipelihara dan
disimpan dengan menggunakan system klasifikasi tertentu untuk memudahkan
pemanfaatannya.
Pada awal 1960-an, khususnya di Amerika Serikat, beberapa perpustakaan
universitas diubah namanya menjadi Pusat Sumber Belajar (Learning Resource
Centre). Pusat Sumber Belajar ini memberikan layanan yang diperluas meliputi
penelitian, pembelajaran, evaluasi belajar, pengembangan perkuliahan, layanan
pelatihan, produksi bahan belajar di samping melaksanakan layanan bahan cetakan
dan audio visual yang biasa dilaksanakan oleh perpustakaan, seperti seleksi
(pemilihan), distribusi, dan penggunaan semua bahan belajar dan fasilitas.
Tujuan yang utama adalah memperbaiki proses belajar peserta belajar dengan
membantu mereview hasil penelitian, dan memilih metode pembelajaran terbaik dan
bahan yang paling efektif yang akan diajarkan.
Konsep Pusat Sumber Belajar mengubah organisasi informasi dan pengelolalaan
perpustakaan dari “lingkungan hanya bahan cetak” menjadi “lingkungan bahan
cetak dengan bahan non cetak” termasuk pada akhirnya semua teknologi yang lebih
baru seperti bahan rekaman yang dibaca dengan mesin, CD-ROM, video disc.
Melalui sumber dan layanan yang baru, pustakawan dapat membantu para pengajar
mereview metode pembelajaran mereka dan menyarankan praktek yang lebih kreatif.
Penyiapan bahan belajar yang baru, penyediaan bahan-bahan dan peralatan audio
visual untuk menunjang perkuliahan menjadi suatu program bersama dengan layanan
koleksi dan referensi perpustakaan yang sudah ada.
Pengelolaan perpustakaan berubah karena dibutuhkan jenis-jenis personalia
yang baru di samping staf perpustakaan yang sudah ada. Personalia yang
dibutuhkan adalah yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan dalam desain
pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan bahan (media)
pembelajaran, penyiapan bahan belajar, keterampilan dalam mengakses data atau
informasi melalui internet. Tentu saja dibutuhkan juga staf teknis yang akan
merawat agar semua peralatan dapat tetap berfungsi setiap saat digunakan.
Perpustakaan, baik perpustakaan umum, perpustakaan sekolah maupun
perpustakaan universitas. dan perpustakaan lainnya, merupakan tempat
penyimpanan informasi dan pengetahuan sehingga dapat berfungsi sebagai sumber
belajar bagi semua peserta belajar, para profesional, para peneliti dan bagi
siapapun yang memerlukan informasi dan pengetahuan. Sebenarnya perpustakaan
melayani banyak fungsi yaitu untuk keperluan arsip, pendidikan dan pembelajaran,
rujukan atau referensi, penelitian, dan rekreasi bagi masyarakat pada umumnya.
Oleh karena perpustakaan berfungsi untuk kegiatan pendidikan, pembelajaran
dan penelitian, maka istilah sumber belajar di ditambahkan pada koleksi
perpustakaan, dan distribusi informasi mulai diarahkan pada kebutuhan belajar
peserta belajar. Tingkatan belajar bergerak dari tingkat pendidikan dasar
sampai dengan tingkat belajar lanjut. Media yang digunakan meliputi berbagai
jenis format seperti buku, majalah, microfilm, video, film, rekaman suara, dan
computer. Mereka yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan formal dapat
meneruskan studinya melalui kegiatan belajar secara informal secara belajar
mandiri dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di perpustakaan. Dengan
demikian perpustakaan memerankan fungsi demokratisasi dalam pendidikan karena
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memperoleh
pendidikan dan pembelajaran. Apabila digambarkan tentang perkembangan PSB mulai muncul istilah perpustakaan sampai adanya pengembangan sistem pembelajaran, dipaparkan dalam gambar
sebagai berikut:
Gambar : Bagan Perkembangan PSB
Sumber : Gary T. Peterson,
Conceptualizing the Learning Center, dimuat dalam AECT, Planning and Operation
Media Center (Washington, D.C. : 1975)
![](file:///C:\Users\sony\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
Adapun penjelasn lebih
lanjut terhadap gambar diatas akan dijelaskan disini. Tahapan
pertama dimulai dengan
dibentuknya perpustakaan yang
hanya memiliki
koleksi media tercetak
saja. Dalam
melaksanakan kegiatannya perpustakaan menanggapi permintaan-permintaan dan
memberikan pelayanan kepada para konsumen yang bervariasi secara luas.
Lalu, perkembangan pun
dimulai sejalan dengan
bertambahnya variasi kebutuhan
pemakai yang disebabkan
oleh kemajuan yang
pesat pada bidang
teknologi dan komunikasi.
Oleh karena itu,
dalam proses belajar-mengajar diperlukan penyediaan sumber
belajar yang lebih bervariasi. Hal ini diwujudkan
dengan memproduksi media
audiovisual yang digabung
dengan perpustakaan yang melayani media cetak
sehingga muncul istilah Pusat Multimedia pada
tahap kedua.
Timbulnya pusat sumber belajar
dimungkinkan pula oleh pertumbuhan berikutnya yang berupa pengakuan bahwa siswa
dan pengajar memerlukan pelayanan
dan kegiatan belajar
di luar kegiatan
belajar tradisional di
dalam kelas. Oleh karena itu, diperlukan ruang belajar khusus
sesuai dengan kebutuhan, misalnya ruang
belajar yang disediakan
untuk belajar mandiri
dengan modul, simulasi,
dan permainan. Dengan
demikian, disediakan ruang
atau unit sumber
belajar, seperti laboratorium, ruang olahraga, dan lain-lain.
Tahapan yang keempat menuntut adanya keterkaitan
antara kegiatan belajar
di dalam kelas
dengan kegiatan belajar di PSB.
Dengan adanya
perkembangan hasil-hasil audio-visual yang jauh lebih maju lagi, seperti
misalnya pembelajaran berprogram, pembelajaran dengan bantuan komputer (computer assisted instruction) disamping
adanya perkembangan di dalam pengembangan sistem pembelajaran untuk peningkatan
efektivitas kegiatan pembelajaran, hal ini menimbulkan perkembangan selanjutnya
terhadap pusat sumber belajar.
Setelah terbentuk suatu
lembaga yang dinamakan pusat sumber belajar, terjadi beberapa penambahan pengembangan
konsep yang lebih merumuskan konsep dan manajemen pusat sumber belajar
seutuhnya. Adapun penambahan pada konsep dan manajemen pusat sumber belajar
ialah:
1)
Berpusat pada peserta didik
2)
Meningkatkan kualitas pembelajaran
3)
Penyusunan organisasi membantu pendekatan pusat
belajar harus memfasilitasi kerja sama yang baik antara unit pelayan akademik
untuk menyampaikan visi pembelajaran berpusat pada peserta didik
4)
Karyawan PSB berperan untuk mengintegrasikan
informasi dan mendukung pelayanan IT
5)
Untuk pengalaman belajar peserta didik, pusat
belajar akan membawa sebuah jangkauan luas akan fasilitas-fasilitasnya
6)
Penekanan pada pusat belajar adalah “Pelayanan”
BAB III
PENUTUP
A. kESIMPULAN
Dengan memperhatikan perkembangan PSB mulai dari perpustakaan sampai bentuk
yang terakhir, menunjukkan adanya suatu kombinasi yang terpadu antara
unsur-unsur yang ada melalui perkembangan yang berjalan secara bertahap, yaitu
perpustakaan, pelayanan program audio
visual, pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara non tradisional, dan
pentingnya pengembangan sistem pembelajaran (instructional development). Pada tingkat perkembangan yang demikian
ini PSB memberikan penekanan pada belajar peserta didik, baik sebagai hasil
yang dicapai maupun proses yang dilalui untuk mencapai hasil tersebut.
Pengembangan sistem pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dan
terus-menerus yang akan membantu para pendidik dalam mengembangkan
pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan partisipasi aktif siswa di
dalam proses pembelajaran. Di dalam proses ini dapat diidentifikasikan berbagai
variasi pilihan kegiatan pembelajaran, di mana pilihan ditentukan berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai.
Di sinilah letak hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan
pengembangan sistem pembelajaran. Segala sumber dan bahan, segala macam
peralatan audiovisual, segala jenis personil yang ada di dalam pusat sumber
belajar dimaksudkan untuk membantu mewujudkan pengembangan sistem pembelajaran untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian : Puspitasari, Putri
Indah. Desain Model Pusat Sumber Belajar SMA Martia Bhakti. 2012
http://ediconnect.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-riwayat-perkembangan.html
http://singgiheducation.blogspot.com/2009/11/pusat-sumber-belajar-definisi-dan.html
http://amierkamboja88.wordpress.com/2010/04/28/konsep-pusat-sumber-belajar-psb/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar